Kubaca wajahmu perlahan
Di sana, mengalirlah alunan yang sering disebut cinta
Kau tegakkan tiang cinta melalui airmata yang berurai
Seulas senyum tersungging, menambah maraknya ekspresi cinta
Meluluh dalam hati yang lembut
Kubaca wajahmu lagi
Kali ini bukan cinta, tapi
kemarahan Yang meledak menggosongkan airmata
Memanaskan gumpalan
darah yang lama mengendap
Namun dalam diam, masih kau rasakan sensasinya menggeliat dalam hati
Meski wajahmu terbaca jelas
Selalu saja kau layarkan wajah lembut
Kubaca wajahmu selalu
Garis-garis kelelahan mulai
terukir, berhenti pada satu titik dimana Seluruh hati akan haru memandangnya
Dalam mata yang terpejam, kau masih sunggingkan senyum
Kau tebarkan ke setiap orang terkasih
Sungguh hebat kau kulum rahasia- rahasia
Tak lelah menelan sendiri setiap kecipak rasa
Dan semua itu mengental jelas diwajahmu
0 komentar:
Posting Komentar